Di kota tua yang
selalu muram itu,
Aku duduk ngopi bersama seorang bapak tua
Angin melintas tersipu
Jarum jam kedinginan
Delf makin tua
Dan nyata telah berubah.
Betapa kejamnya jarak
Betapa kejamnya waktu.
Rumah-rumah yang dulu berlampu kini gelap,
dan menjadi kamar-kamar berhantu.
Ilalang tumbuh liar.
Sepi meranggas seperti belukar.
Jangan-jangan waktu juga telah berubah?
Merrie, gadis sekampus, lewat.
Langkahnya bergegas, dan wajahnya kaku.
Dia tak membalas lambaianku.
Betapa tegangnya hidup.
Salju mulai mencair
Tapi hatiku justru membeku
Kuciumi saja aroma kopi yang berkepul
Ditemani bapak tua yang kini mendengkur.
Angin melintas tersipu
Jarum jam kedinginan
Delf makin tua
Dan nyata telah berubah.
Betapa kejamnya jarak
Betapa kejamnya waktu.
Rumah-rumah yang dulu berlampu kini gelap,
dan menjadi kamar-kamar berhantu.
Ilalang tumbuh liar.
Sepi meranggas seperti belukar.
Jangan-jangan waktu juga telah berubah?
Merrie, gadis sekampus, lewat.
Langkahnya bergegas, dan wajahnya kaku.
Dia tak membalas lambaianku.
Betapa tegangnya hidup.
Salju mulai mencair
Tapi hatiku justru membeku
Kuciumi saja aroma kopi yang berkepul
Ditemani bapak tua yang kini mendengkur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar