Tampilkan postingan dengan label online store. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label online store. Tampilkan semua postingan

26 April 2008

PC Plus:
Wawancara dengan KJ

Salah satu bagian penting dari pengembangan online store adalah system pembayarannya. Kebanyakan system pembayaran situs-situs e- commerce, terutama B to C, adalah menggunakan kartu kredit. Beberapa situs e-commerce Indonesia memungkinkan konsumen membayar tunai atau transfer uang ke rekening pemilik situs. Yang mana yang dipilih? Jika memilih cara pembayaran tunai, uangdiberikan saat barang diantar ke pemesan, tidak terlalu rumit. Jika memilih pembayaran menggunakan kartu kredit, perlu beberapa persyaratan. Pertama, harus membeli jasa payment gateway yang menyediakan layanan gateway pembayaran menggunakan kartu kredit, melakukan otorisasi kartu kredit dan menjamin keamanan transaksi. Bagaimana Kurniawan Junaedhie CEO IndoKado dan IndoFlorist menetapkan sistem pembayaran untuk konsumennya?

Berikut petikan kedua wawancara dengan Kurniawan Junaedhie mengenai sistem pembayaran online.

PCplus:
Ketika awal memulai IndoKado dan IndoFlorist apakah terpikir bagaimana cara konsumen membayar?

KJ (Kurniawan Junaedhie):
Terus terang saya bingung. Saya tanya sana-sini. Tanya teman-teman yang tahu sambil ngintip diskusi di milis. Tapi masih tetap bingung. Teman- teman yang saya tanya rupanya juga tahunya dari dengar-dengar dan tidak dari pengalaman praktek. Kan jadi makin membingungkan.

Yang paling gampang saya lakukan, ya, mencoba mempelajari karakter produk yang mau saya jual, dan kira-kira gambaran psikografi kosumen saya nantinya. Sedikitnya saya bisa mengambil kesimpulan: para pembeli IndoKado atau IndoFlorist itu pasti umumnya orang-orang baik, dan budiman. Kalau tidak baik, nggak mungkin dia kirim kembang untuk pacar, atau kirim bunga untuk sanak- saudaranya yang melahirkan atau lagi berduka cita. Itu dasarnya. Jadi akan berbeda, misalnya kalau saya jualan produk tertentu, yang calon pembelinya adalah jagoan Internet, senang utak-atik komputer. Kesimpulan lain, harga produk IndoKado dan IndoFlorist juga paling banter 50 dolar AS atau Rp 700.000. Menurut saya nggak terlalu pantas untuk dikibulin. Dari situ saya mulai bisa menentukan cara pembayarannya.

PCplus:
Apa persyaratan yang terpikir saat mencari sistem pembayarannya?

KJ:
Yang bisa bereaksi cepat. Si bank cepat melakukan verifikasi, dan payment gateway yang gesit mendistribusikan order. Dan yang tak kalah penting, nantinya duitnya juga harus cepat cair. Jangan nunggu pencairan waktu dolarnya turun, misalnya. Hahahaha…

PCplus:
Kalau tidak salah, hanya IndoFlorist yang bisa menggunakan kartu kredit online, sedangkan IndoKado masih menggunakan cash and carry, atau transfer ke BCA melalui ATM, dan sekarang sebenarnya sudah lebih enak karena bisa transfer melalui BCA Online. Apa pertimbangannya?

KJ:
Konsumen Indokado itu 90 persen orang kantoran. Dibanding credit card mereka lebih banyak yang memiliki kartu ATM. Di samping itu, mereka orang sibuk yang waktunya dihabiskan di kantor. Beli bunga di IndoKado lebih praktis. Bayangkan, sambil bekerja, dia bisa buka website IndoKado. Perusahaan yang mau kirim bunga ke luar kota atau ke luar negeri, nggak perlu cari-cari buku telepon yang buang waktu saja. Cukup klik Indokado. Sedang perusahaan mau bikin hajatan, dan perlu nasi tumpeng, juga gampang. Bayarnya juga gampang. Mereka dengan mudah bisa melakukan transfer di ATM di sekitar perkantoran mereka, kalau lagi makan siang. Itu pertimbangannya. Kalau bayar pakai BCA Online, malah tidak perlu keluar kantor kan? Apalagi kliknya juga bisa dilakukan di IndoKado. Dari survei yang kami lakukan, konsumen Indonesiamemang lebih merasa nyaman bayar lewat transfer dibanding pakai kartu kredit. Dari sisi kami, enak juga, karena selalu punya fresh money, yang menunjang cashflow. Kami bukannya nggak berminat menggunakan payment gateway. Waktu itu kendalanya, persyaratannya tinggi untuk bisnis kayak kami.

Salah satunya, punya status Perseroan Terbatas, dan juga harus punya brick & mortar-nya. Membuat status PT mudah kalau ada uang. Tapi kalau harus punya toko konvensional kan susah karena itu soal sejarah. Pernah ada yang bilang, bayar dengan cara transfer hanya bagus dari sisi penjual, dan tidak dari sisi konsumen. Alasannya, kalau pakai kartu kredit kita bisa membatalkan pembayaran sendiri karena uang masih tersimpan di payment gateway, sedang kalau transfer, uang langsung masuk ke account penjual dan kalau sudah masuk ke penjual, akan susah minta refund. Pengalaman waktu Valentine’s Day tahun lalu, IndoKado dengan senang hati, me-refund belasan pembayaran yang masuk lewat deadline (Waktu Valentines Day kami hanya terima order dan pembayaran sampai tanggal 12 Feb). Memang ada beaya untuk mengembalikan uang mereka. Juga kami sangat direpotkan. Tapi menurut saya, cost-nya masih tidak sebesar nilai kepercayaan yang ingin kita bangun.

PCplus:
Sebenarnya banyak servis sistem pembayaran online atau payment gateway. IndoFlorist menggunakan jasa CCNow. Apakah bisa diceritakan proses pemilihan layanan sistem pembayaran online, sehingga akhirnya menggunakan servis CCNow?

KJ:
Ya, banyak. Ada puluhan. Ada yang khusus menerima pembayaran untuk produk intangible (misalnya software atau jasa), dan ada yang tangible. CCNow, kebetulan terima yang tangible. Dan yang penting, kebetulan juga melayani merchant dari Indonesia. Lainnya, seperti Paypal.com, nggak terima merchant Indonesia. Dengar-dengar, mereka pernah melayani merchant Indonesia, tapi kapok, karena Indonesia nggak aman. CCNow juga sangat praktis. Prosesnya gampang. Tidak pakai beaya apa pun, terutama untuk start-up. Untuk IndoFlorist yang punya target pasar orang-orang di luar negeri, saya kira cocok. Kalau IndoKado juga pakai CCNow, akan lucu.

Pertama, CCNow tidak terima uang rupiah. Kedua, mosok uang konsumen harus melancong dulu ke Amrik baru pulang ke Indonesia? Cuma ya itu, kalau dari CCNow, uang tidak bisa langsung cair. Kalau bayar pakai cek, bisa makan waktu 3 minggu sampai 2 bulan untuk pencairannya. CCNow celakanya juga nggak populer. Dibilang bank kecil, yang kalah sama BCA atau Bank Universal. Hahahaha.... Nah kalau duit kita baru cair 2 bulan, cashflow kita otomatis terganggu. Yang layak dipuji, CCNow sangat ketat melindungi konsumen dan merchant. Merchant dilindungi dari penyalahgunaan penggunaan kartu kredit yang tidak pada tempatnya. Misalnya, pembeli yang dicurigai diminta untuk melakukan Manual Authorization. Si konsumen dilindungi dari kejahilan merchant. Kita bisa ditegor kalau nge-shipped (ini istilah kami kalau tarik duit konsumen dari CCNow) sebelum kita kasih bukti sudah kirim produk. Angka fraud sangat kecil.

Dalam kasus-kasus Chargeback Dispute (pemilik kartu kredit tidak merasa berbelanja, dan uang yang dibelanjakan otomatis ditarik dari account kita), kita pun tetap dilindungi. Kalau kita bisa kasih bukti bahwa produknya sudah dikirim pada waktunya, mereka akan memperjuangkan agar uang kita balik. Seneng lainnya, kalau refund, di CCNow, kita nggak dikenai beaya apa pun. Filosofinya, tidak lain, untuk menunjang kita dalam hal memuaskan konsumen. Seperti halnya rubrik Ralat di media massa, saya kira budaya refund itu tidak jelek. Karena refund itu berarti juga menjaga komitmen kita dalam meletakkan konsumen adalah raja. Nah, kalau di Indonesia saya dengar, kalau mau refund, kita masih juga dikenai beaya. Kalau menggunakan jasa payment gateway di Indonesia (yang terima rupiah juga), proses aplikasinya sendiri sudah minta ampun. Kita harus mengisi formulir berpuluh lembar. Harus bayar beaya setup, beli program untuk admin, aplikasi ke Visa dan Master Card, dan bayar bulanan. Potongannya sih paling 3-4 persen. Dan duit bisa cair dalam 4 hari, katanya. Tapi CCNow, juga bisa cepat. Sejak beberapa bulan terakhir, pembayaran CCNow ke kami dilakukan dengan wiretransfer atau TT setelah kami mengeluh kesulitan cashflow akibat pengiriman uang yang melalui cek. Dibanding dengan cek yang bisa makan waktu satu bulan, lewat TT hanya makan waktu 3 hari saja, dan langsung masuk ke rekening kami, setelah dipotong beaya yang tak terlalu berarti.

Mimpi saya memang Indokado nantinya kayak Gramedia atau CBN. Kalau bayar di ATM, ada kolom pembayaran khusus untuk IndoKado. :-)) Cuma, persyaratannya tidak mudah, terutama untuk bisnis kayak kami. ***

(Tulisan ini saya copy paste seutuhnya dari naskah pdf, ketika saya iseng2 mengetikkan kata 'indokado' di mesin pencari Google. Ditulis oleh Harry Suryadi, teman saya wartawan Kompas. Dimuat di PC PLUS edisi No. 37/ Tahun II/ 10 Juli 2001. Naskah aslinya, --jika naskah ini benar pernah dimuat di majalah PC Plus,-- malah tidak pernah saya baca. Mungkin redaksi nya lupa kirim nomor bukti untuk saya. Saya kutip di sini sekadar untuk kenang-kenangan. Karena lucu juga membaca jawaban saya di jaman doeloe)