Aku bermimpi
Tengah menunggang kuda
di dalam tidur
Tengah menunggang kuda
di dalam tidur
Di hari depan
Bahagia tlah kulihat
Bunga bertunas
Bahagia tlah kulihat
Bunga bertunas
Awan bergulung
Merasa hati damai
Harum cemara
Buah membusuk
Masa petualangan
Telah berakhir
Merasa hati damai
Harum cemara
Buah membusuk
Masa petualangan
Telah berakhir
Di padang
gersang
Di atas pundak kuda
Di atas pundak kuda
Menghela beban
Sepotong bulan
Dari jendela
kamar
Bayangan beku
Bayangan beku
Remang di makam
Seekor gagak hitam
Udara dingin
Seekor gagak hitam
Udara dingin
Tak sehelai pun
Semua pohon
gundul
Masuk truk sampah.
Masuk truk sampah.
Bulan yang
tenang
Membawaku ke kamar
Sudut yang gelap
Membawaku ke kamar
Sudut yang gelap
Masuki Juni
Langit mendung bergayut
Hujan yang bijak. [1]
Di bulan Juni
Dingin masuk ke pori
Seekor gajah
Langit mendung bergayut
Hujan yang bijak. [1]
Di bulan Juni
Dingin masuk ke pori
Seekor gajah
waktu berlalu
roda terus berputar
tergantung lembu
roda terus berputar
tergantung lembu
Ketika demam
Khayalku terbang tinggi
Karangan bunga
Khayalku terbang tinggi
Karangan bunga
Kenangan indah
Di dalam ingatanku
Buah semusim
Di dalam ingatanku
Buah semusim
Ilalang liar
Tidak pernah kusangka
Makin meninggi
Tidak pernah kusangka
Makin meninggi
Hingga ajalku
Aku melihat bulan
Tempat yang terang
Tempat yang terang
Anjing tengkurap
Mata pisau berkilat
Malam mencekam.
Mata pisau berkilat
Malam mencekam.
Kucing mendengkur
Bunyinya mirip lembu
Jangkrik menyingkir
Bunyinya mirip lembu
Jangkrik menyingkir
[1]
*) Sapardi Djoko Damono adalah
penyair yg menuliskan puisi terkenal berjudul Hujan Bulan Juni, yang melukiskan
pada bulan yang biasa kemarau itu ternyata masih turun hujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar