07 Mei 2015

FIKSI140: bioskop

FILM YANG MENEGANGKAN. Begitu tegangnya, brondong di tangan Ibu buyar berantakan diremas-remas dalam genggamannya.

ROMAN PICISAN. The End. Lampu benderang. Di balkon, Kakek sedang memeluk Nenek.


ADAGEN DUEL. Dalam sekejap, layar dipenuhi oleh percikan darah.


PREMIERE. Sutradara berdiri di panggung, dikelilingi para pocong yang saling cekikikan


FILM PERJUANGAN. Penonton mati-matian berjuang untuk memahami ceritanya.


MAU NONTON FILM NASIONAL. "Gadgetnya ditinggal,. Pa," "Kan sudah..." jawab Ayah. "Otakmu?" "Oh iya. Nih saya tinggal," katanya. Buru2 Ayah mencopot kepala


FILM POCONG. Selama film diputar Ayah tertawa terpingkal-pingkal.


FILM LAGA. Jagoan menang. Adik panik dan belingsatan. "Mana tiketnya? Tadi beli tiket kan?"


FILM PERANG. "Mohon maaf, besok filmnya tidak diputar lagi. Pemainnya mati semua," kata pemilik gedung penuh sesal.


FILM BIRU. Istriku tiba-tiba minta cerai. 


CINTA MONYET. Pemerannya monyet semua, kecuali sutradaranya.

FILM DRAMA RUMAHTANGGA. Selagi asyik nonton, Adik memekik. Sebuah sendal dan dua sepatu yang dilemparkan para pemeran menimpa jidatnya.


FILM HOROR. "Tolong lampu dinyalain, supaya tidak serem," kata Ayah. Lampu pun dinyalakan. Klik. Alamak. Ayah menjerit. Nenek menyeringai di sampingnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar