28 September 2013

Perihal Umur, Waktu

1/
Seseorang mengajakmu makan malam. Ini perjamuan terakhir, katanya. Ya Tuhan, alangkah dramatisnya hidup. (2013) 

2/
Senja yang mengerikan. Bayangkan. Aku sama sekali tak mendengar suaramu. Ada yang diam2 telah memungut sunyiku. (2013)

3/
Telpon genggam  mengirim pesanmu lewat bianglala. Kamu bergegas menyentuh layar. Terasa ada yang bergetar. (2013)

4/
Perempuan itu tidur. Matanya lelap. Tapi mimpinya ngembara dan hinggap dalam sajak2ku. Katanya, “Aku tetap terjaga untukmu.” (2013)

5/
Ketika pagi datang, sajak membiarkan subuh melanjutkan kantuknya. Ia ingin senja menjemputnya. Juga malam, tentu saja. (2013)

6/
Tuhan, malam ini aku ingin berdoa untuk ….  Tapi yang kudengar hanya bulir suara yang jauh.  (2013)

7/
Kijang menjerit saat panah menghunjam lambungnya. Kamu merintih, saat sunyi yang kupanahkan menancap jantungmu (2013)

8/
Dia tidur. Lambungnya kambuh. Gaunnya terkelupas dan membelit sajak2ku. Apakah dia yg Kauutus bagiku? (2013)

9/
Memasuki malam, sajak menepuk pundakku. “Kita tunggu subuh. Saat kata dan sunyi memberi suluh.” (2013)

10/
Hari ini umurmu tambah sehari. Rayakan perjalananan panjangmu yang segera sampai. Mari bersenang-senang! (2013)

11/
Nasib yang membawamu ke hatiku.  Dingin yang menghangatkanku di  dalam sunyimu. Umur, tak kutahu siapa yang menjulurkannya (2013)

12/
Subuh menyuling udara dingin, dan pelan2 kuhirup aroma wangi rerumputan. Ya Tuhan, kamu masih berjaga juga! (2013)

13/
Hari baru membuka kedua sayapnya.  Naiklah.  Kita akan terbang ke sejumlah nasib yang tak pernah terpetakan.  (2013)

14/
Tengah hari bolong, sajak ingin sowan ke rumahmu. Kita ini sahabat lama, yang selalu ingin saling mengingatkan. (2013)

15/
Umur menggali sumurnya sendiri. Setelah aman, ia melompat ke kedalamannya. Dinikmati angka2nya  (2013)

16/
Kuletakkan hatiku dengan hati2 dan pelahan di hatimu.  Kautahu, hati lelaki tua, sangat rentan meski ia tetap paham makna kesetiaan. (2013)
 
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar