25 Januari 2010

Ke Sebuah Kota Yang Tak Ada di Peta

-
Aku sedang memacu mobilku di pantura. Aku sedang menuju sebuah kota yang tak ada di peta.Sejauh-jauh mata memandang, hanya jalanan kering bergelombang. Udara panas. Matahari panas. Aspal mengeras dan memantulkan fatamorgana. Bersamaku tiang listrik, pohon, abang becak, dan pasar tumpah yang berlarian di kaca jendela.

Aku berpapasan dengan bis dan truk yang menderu-deru di sampingku. Aku ingat istriku di rumah bersama anak-anak. Aku berteriak pada jalanan dan aspal di bawah roda mobilku: I love you full. Tapi kata-kataku langsung tergilas, dipiyuh angin. Suaranya berderak-derak.

Dan aku terus memacu mobilku ke sebuah kota yang tak ada di peta. Han ada di sana, sedang menulis sajak. Dia suka minum arak, agar kata-kata lunak dan enak diletakkan di atas meja, katanya. Aku ingat istriku di rumah bersama anak-anak. I love you full, teriakku. Tapi kata-kataku langsung tergilas, dipiyuh angin. Suaranya berderak-derak.


2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar