-
Aku mengaduh ditindih seorang malaikat. Kepalaku terantuk, badanku tertekuk. Dia duduk persis di atas kepalaku. Aku tak mungkin menarik kain kafan. Kafan kutarik menutup kepala, kakiku di bawah terbuka. Dingin tanah seketika meresap ke dalam kulitku bernanah. Mulutku gemetar: Akan tibakah ajakan menuju Yaumul Mahsyar[1]? Atau masih di alam barzah? O, Yaumul Ba’ats[2], kuingat jelas. Kalau waktu masih lama, aku ingin jumpa Camus[3]. Dia yang bilang akhirat hanya semu. Atau kalau beliau sibuk, izinkan aku bertemu ibu. Sudah lama aku rindu. O, tak ada suara. Hanya guguran bulir-bulir tanah di samping kiri kananku. Aku mengaduh. Malaikat itu terus menindih tubuhku. Masa penantian yang kelu.
2009
[1] Tempat di mana semua makhluk Allah yang berada di tujuh lapis langit dan bumi termasuk malaikat, jin, manusia, binatang berkumpul dan berdesak-desakan. Setiap manusia pada hari pengadilan akan hadir di mahsyar, diiringi oleh dua malaikat, yang satu sebagai pengiringnya dan yang satu lagi sebagai saksi atas segala perbuatannya di dunia.
[2] Hari kebangkitan
[3] Albert Camus: filsuf yang mengatakan bahwa alam akhirat hanyalah sebuah dongeng nenek moyang di masa lalu.
-
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar