12 Mei 2009

Pertanyaan Gigih

PERTANYAAN YANG GIGIH


Dear Journalist,

Gigih, atau ngotot tidak selalu berarti tidak sopan. Kami malah salut pada wartawan seperti itu, untuk mendapatkan jawaban memuaskan. Berikut sebuah contoh:

Tanya : Apakah Bangladesh menghadapi kekurangan pangan ?
Jawab : Ya, memang demikian.
Tanya : Betapa besar kekurangan itu ?
Jawab : Saya rasa, saya tidak dapat nmenjawab pertanyaan itu.
Tanya : Apakah boleh saya artikan bahwa informasi tersebut bersifat rahasia ?
Jawab : Anda bebas menarik kesinmpulan sendiri. Akan tetapi saya tidak dapat menjawab pertanyaan Anda.
Tanya : Bangladesh Obersever melaporkan minggu lalu bahwa kekurangan pangan sekarang ini mencapai satu juta ton beras. Apakah Anda dapat memberi komnetar tentang hal itu ?
Jawab : (Kebingungan) Apakah Observer mengutip sumber resmi ?
Tanya : Ia mengutip kalangan resmi
Jawab : (Sesudah diam sejenak) Yaah, laporan Observer itu pada dasarnya tepat.
Tanya : Jadi, kita dapat mencatat bahwa kekurangan pangan itu pada waktu ini satu juta ton beras
Jawab : Baiklah, Anda boleh memakai angka itu. Akan tetapi jangan kutip saya sebagai sumbernya. Anda dapat mengatakan saja, "Menurut sumber-sumber yang dapat dipercaya...."

Tanya-jawab mengesankan antara seorang wartawan dan sumbernya itu kami peroleh dari tulisan SM Ali, berjudul, "Seni Melakukan Wawancara" yang dimuat dalam buku Wartawan Asia, terbitan Yayasan Obor, Jakarta, 1993.

Memang mengecewakan, karena ia tak dapat mengutip sumber aslinya. Tapi itulah yang terkadang situasi yang harus Anda hadapi. Dan memperoleh kepastian jawaban yang bagus, sudah merupakan prestasi tersendiri.


Salam kompak,
Khalayak Anda