Ada satu hal bersejarah yang harus saya catat hari ini --selagi ada waktu buat update blog--selain kambing.
Nanti sore, saya akan menjemput putri pertama saya, Azalika dari Singapura. Ceritanya, putri saya ikut program pertukaran pelajar di sekolahnya, SMP Penabur Gading Serpong. Dia bersama 60 kawannya, harus ikut belajar di sekolah di kota Singa selama hampir 5 hari,. sejak Senen 25 Agustus lalu.
Umur Ayi --begitu nama panggilannya-- masih 13 tahun, tanggal 17 Agustus lalu. Ini perjalanan pertama ke luar negeri, dan tanpa kami. Atau tepatnya, ini pertama kali kami --saya, mamah dan Ela, adiknya-- ditinggal dia ke luar negeri. Wajar saya sebagai ayahnya jadi bete sejak dia pergi. Apalagi saya tidak bisa telepon sama sekali. Padahal saya sudah menggunakan XL dan Telkomsel.
Baru dari sana dia SMS saya (seperti biasa dengan bahasa gaul yang sulit saya pahami, tanpa diterjemahkan dulu oleh adiknya) yaitu, supaya saya pakai nomor Indosat.
"Ayah kalo mnw tlvn pke no indosat aj. byar ga ptus2."
Jadi saya langsung pasang kartu Mentari. Barulah, kami, saya, mamahnya dan adiknya bisa ngobrol.
Banyak acara selain pelajaran di kelas. Misalnya ke Santosa Island.
"ini ud di sntosa. hbs naek cble car n lugr. blg i love u m mama n other. mwah..."
Dia juga sempat ke Bugis Street. Saya wanti-wanti, supaya hati2, dan saya bilang kangen padanya. Dia pun SMS saya:
"ayi jga kgn tau!
Sebagai anak kelas dua SMP, atau kelas 8, istilah di sekolahnya, saya senang dia bisa jauh lebih pinter dari orangtuanya. Dia mengikuti pelajaran yang disampaikan dalam bahasa Inggris. Dan rupanya itu tidak hanya selagi di Singapura, karena setiap hari di sekolahnya, ternyata dia juga mendapat pelajaran dalam bahasa Inggris.
Dia juga ikut kursus Mandarin dan les musik. Untuk yang terakhir ini, dia memilih belajar jadi drummer. Padahal mau saya dia belajar biola, organ, piano atau gitar. Tapi yah.... sebagai ortu saya cuma bisa tut wuri handayani.
Dulu rasanya saya mengajari dia memegang mouse, tapi kini dia mahir luar biasa memencet keyboard laptopnya. Oya, dia aktif di friendster. Kalau saya chatting pakai YM, dia pakai MSN. YM dibilangnya jadul. Dan kalau laptop saya pakai Windows XP, maka dia maunya pakai Windows Vista. "Ayah memang jadul," katanya. (Jadul = jaman dulu alias kuno)
Mengherankan, bahwa putri saya itu juga punya minat pada design grafis. Praktis bukan saya yang mengajari. Tahu2, dia sudah bisa bermain photoshop dlsb. Saya terperangah. Tahu darimana?
Sering dia bawa laptop dan ngetik di tempat tidur. Mamahnya lapor: dia buat novel. Sumpah, saya tidak mengajari apalagi menyuruhnya. Kapan saya ada waktu?
Ah, doa saya siang malam adalah agar Ayi dicintai Tuhan, dan sesama............***