(Tulisan ini saya tulis khusus untuk blog saya: http://gramediamajalah-undercover.blogspot.com/)
Kalau saat ini Anda menjadi karyawan, sudah bosan bekerja, tidak cocok dengan lingkungan kerja, sudah enek lihat muka atasan, dan mau pensiun dini, ada resep dari saya (cuma tolong jangan disebarluaskan, ini rahasia):
1. Dekati orang PSDM, dan usahakan Anda dapat golden shake hands bernilai lumayan. Sedikitnya, 100 kali GP Anda saat ini. Jadi kalau salary Anda Rp. 1 juta, minimal Anda harus dapat 100 juta. Kalau perusahaan Anda tergolong besar, dan Anda termasuk yang sudah tidak kepake, biasanya penawaran kecil. Saran saya: Pandai2lah membuat deal. Jangan sampai bad deal. Cari good deal.
2. Segera cari dan siapkan usaha dan penghasilan pengganti. Usahakan yang penghasilannya sama dengan gaji Anda sebelumnya. Ini penting. Banyak karyawan Gramedia mendapat pesangon lumayan, langsung membeli tanah, membangun rumah kontrakan, dan berbisnis menyewakan rumah kontarakan, yang ternyata hasilnya sebulan cuma memperoleh Rp. 750 rb. Kalau gaji sebelumnya sudah Rp. 1,5 jt, itu artinya Anda tidak mengalami kemajuan, alias mundur, meski masih ada aset. Jadi, cari penghasilan di atas gaji Anda. Dengan demikian, sedikit-banyak, Anda tetap mendapat kasih sayang dan respek dari suami/istri Anda.
3. Usaha tersebut di atas (point 2) harus yang memberikan aktivitas. Ini penting. Kalau Anda menaruh uang di bank, uang memang beranak sementara Anda tidur. Tapi, kalau Anda banyak bengong, pikiran bisa melebar kemana2. Kalau istri/ suami Anda juga pekerja, dan tiba2 suka pulang malam, Anda bisa berpikir, jangan2 dia selingkuh. Runyam kan? Dan yang penting: Anda masih bisa petentengan di depan istri/ suami. Paling penting, tidak dianggap pengangguran oleh mertua. Jangan sampai mertua bilang, "menantu saya jadi pengacara, pengangguran tidak kentara." Malu deh.
4. Abaikan rencana pensiun dini, kalau perusahaan Anda memang diyakini benar2 memikirkan nasib Anda, keluarga Anda dan keturunan Anda kelak. Kalau tidak ada jaminan, apa boleh buat, jangan sungkan-sungkan say good bye. Anda wajib memikirkan diri Anda, keluarga Anda dan nasib keturunan Anda. Perusahaan tidak abadi, apalagi unit kerja Anda.
5. Oya, jangan jadikan anak Anda yang masih kecil sebagai alasan untuk tidak mengambil putusan pensiun dini. Sebaliknya justru mereka yang menjadi motivasi Anda untuk mencari penghidupan yang lebih baik.
6. Jangan pensiun dini lalu mencari pekerjaan baru di kantor baru. Pertama, ini bak pepatah, dari mulut macan masuk mulut buaya. Tidak lucu kan? Kedua, karena umur Anda sudah tidak muda, Anda paling diposisikan jadi satpam. Anda mau?
7. Berdasarkan survey dan statistik, orang yang bekerja sampai pensiun resmi, biasanya akan tetap memiliki kredit (di kantor/koperasi kantor) sampai mati, meskipun hanya berupa kreditan televisi atau sebuah kulkas. Percayalah, ini membuat sengsara orang yang Anda tinggal selama-lamanya kelak, meski biasanya perusahaan akan menghapuskannya.
8. Segera hubungi pegawai PSDM Majalah terdekat di unit/ kota Anda.
Selamat pensiun. Rayakan kemerdekaan dengan cara sendiri.
sekedar mengingat sekitar tahun 78, waktu senang memulai tulis katarcis, saya mulai menulis juga dan mampir disebuah koran jakarta.
BalasHapuskemudian saya juga mulai mengenal sanggar "a" yang menerbitkan bulletin.
waktu mendapatkan pinjaman dari seorang teman ditanggerang, jl. embang jaya.saya mulai rajin membaca. dan juga saya mendapatkan kiriman dari sanggar "a" berupa bullten tsb.
untuk mengganti ongkos cetak, saya sisipkan perangko di dalam surat pesanan dan juga beberapa lembar uang kertas yang di lipat/dibungkus karbon.
waktu terus berlalu dan meskipun saya merantau ke jakarta, saya belum sempat bertemu dengan pengasuh sanggar "a" tsb.namun saya sempatkan mengikuti kegiatan beliau , dari koran sinar pagi,dll.
Sampai sekarang saya sangat suka tulisan beliau,diberbagai media jakarta dll.
beliau memberikan semangat saya untuk menulis, tapi pekerjaan saya menghadapi angka angka.
sampai sekarang saya belum bertemu beliau, namanya ADEK ALWI.
Waktu saya bertemu di kebun bang Jun di bsd, saya sempat cerita sedikit. tapi kesibukan dll. menyebabkan saya belum sempat bertemu.
Jadi kapan dan dimanakah saya bisa bertemu
sekedar membangun kembali cerita lama tsb.
barangkali dikebun bang Jun di BSD.
Wassalam.
Mursidi Arief.