Hari Minggu lalu, bangun pagi, perut bawah bagian kiri saya terasa tidak enak. Rasa-rasanya buang air tidak tuntas. Pikir saya, mungkin ini ada kaitannya dengan obat yang saya telan dua hari lalu. Gara2 sakit perut saya menelan dua tablet Diatab. Jangan2, ini akibatnya. Buang air malah macet total.
Istri saya Maria Nurani bijak: dia langsung menyediakan aneka buah-buahan agar saya makan. Untuk sementara, minum kopi disetop. Eh, siangnya, 'penyakit' itu bertambah runyam. Sekarang, testis kiri saya sakit, dan waktu saya tengok, ternyata bengkak. Celaka 12.
Setelah ikut melihat, istri mendiagnosa; tuh, kamu sih, jarang minum. Minumnya kopi melulu. Singkatnya, dia menyimpulkan, ginjal saya tidak beres. Tentu saya bantah, karena saya merasa kencing saya lancar-lancar saja.
"Jangan-jangan kamu pernah ngangkat yang berat2." katanya.
Wah, kalau itu, mungkin saja. Saban hari saya memindahkan pot dari meja satu ke meja lainnya. Atau menurunkan pot, membongkarnya, mengganti media tanaman. Itu memang pekerjaan saya di rumah sejak saya tidak punya pekerjaan tetap. "Jadi saya kenapa?" tanya saya naif.
"Nanti pijat saja. Kamu itu turun bero."
Astaga. Itukah nasib saya, turun bero? Saya panik. Hari itu saya minum air putih banyak2. Juga makan buah2an banyak2. Kalau kebelet kencing, tidak mau menunda barang semenit saja. Lagi tidur nyenyak pun, kalau pengen kencing langsung lompat, lari ke kamar mandi. Pokoknya saya merasa akan tercemar nama baik saya kalau saya terserang apa yang disebut penyakit 'turun bero' itu.
Karena esoknya testis saya masih sakit juga --dan juga tak kunjung kempis bengkaknya-- saya menurut saja dibawa ke dokter Hilda, dokter langganan kami. Eh, dia minta saya buka celana. Saya tolak. Malu dong. Karena kebetulan suaminya Dr. Henry, spesialis Radiologi, dan buka praktek USG, maka dia menyarankan saya untuk di USG saja testisnya.
Kalau mau jujur, saya tahu USG hanya waktu istri hamil. Tapi testis di USG, rasanya baru kali ini saya dengar. Tentu saja, bayangan saya adalah rasa sakit, mengingat testis adalah benda sensitif. Yang jelas, pikiran saya ruwet, kepala saya mumet, dan jantung saya deg2an waktu saya diminta telentang, buka celana. Penis cepat2 saya tutupi dengan telapak tangan agar tidak kelihatan (malu, karena pasti ukurannya jadi mengecil karena hati sedang was2), baru pak dokter boleh mengelus-elus testis saya dengan alat yang menyerupai benda tumpul yang dilumasi dengan gel.
Saya dikasih 6 foto. Tentu saya tidak tahu apa maknanya. Cuma ada beberapa catatan menyertainya, yang bisa saya kutipkan, mudah2an Anda paham:
Hati: Tak membesar, bentuk normal, echoparenkin homogen, tepi reguler, tak tampak lesi hipo/ hiperechoic intrahepatis.
Kandung empedu: Tak membesar, dinding tak menebal, tak tampak batu/ sludge.
Limpa: Tak membesar, echoparenkim homogen, tak tampak lesi intralienalis, rtak tampak dilatasi p. darah
Panceras: normoehoic, homogen, tak tampak kalsifikasi, tak tampak dilatasi p. darah
Ginjal: besar dan bentuk normal, bilateral; cortex dan medulla baik, tak tampak batu, tak tampak dilatasi sistim pelviokalises
Vesica unrinaria: besar dan bentuk normal, tak tampak batu, dinding tipis
Tampak kelejar prostat pada regio inferior buli dengan echoparenkim homogen, tak tampak lesi kalsifikasi dengan volume +/- 38cc.
Kesimpulannya, kata dr. Henry: prostat, ginjal dan testis saya baik2 saja, tidak kurang suatu apa. Puji Tuhan.
Pertanyaannya, lalu kenapa testis saya bengkak? Itu karena kemasukan kuman, akibat, banyaknya faeces di usus besar yang tidak keluar akibat minum Diatab. Apa bisa sembuh? Dr. Hilda menyarakan, agar saya tetap makan buah2an, dan minum Dulcolax.
Apakah testis sudah boleh digunakan? Dr. Henry, ketawa terbahak-bahak. "Pakai saja, jangan sungkan-sungkan." Hahaha....
Hari ini, testis sudah kempis, sakit di perut kiri sudah lenyap, dan testis sudah digunakan sebagaimana kodratnya. Ternyata kesehatan itu nomor satu, duit nomor dua. Biar duit satu truk, kalau Anda dikasih penyakit turun bero, Anda bisa apa?***
terima kasih banyak..
BalasHapussoalnya saya punya suami juga pernah sekali mengalami penis bengkak.. saya sudah ribut sekali. tapi ternyata Alhamdulillah gpp..
maksih
Aku sekarang juga diresahkan dengan testis sebelah kiri yang terasa sakit setelah beberapa bulan lalu melakukan operasi hernia. Kalo sedang kambuh ya ampun sakitnya bukan kepalang. Apakah ini ada hubungannya dengan operasi hernia itu ya ? Ato disebabkan oleh mikroorganisme ? Untuk mengeurangi rasa skit, kuoleskan obat pereda nyeri. Tapi rasa sakit itu tidak bisa sembuh secara total. Gimana ya ?
BalasHapuswah saya barusan terlepas dari rasa sakit itu...
BalasHapuspagi2 buta saya terbangun karena merasa pengen pipis... tapi kok testis saya nyeri sekali...
saya pipis... lalu merasa sakit pada bagian kiri perut dan pengen buang air besar juga...
awalnya saya merasa ini cuma sakit perut karena masuk angin biasa... tapi makin lama perut terasa semakin perih... dan saya keluar masuk kamar mandi berulang2... dan testis bener2 nyeri jika tersinggung apa aja... saya jadi gelisah... lama kelamaan sakitnya bikin saya seperti ilang akal... lebih tersiksa ketimbang sakit gigi rasanya... akhirnya saya bangunkan istri... dan langsung bergegas ke rumah sakit terdekat pagi2 buta itu...
dan Alhamdulillah stelah saya mengeluhkan semuanya ke dokter (ampe buka celana juga :hammer:) dokter memberi suntikan penghilang sakit dulu... dan memberikan resep obat... akhirnya rasa sakit itu kini sudah tidak terasa.. dan mudah2an tidak datang lagi... amin...
btw saking tersiksanya... saya sampai lupa bertanya pada dokter ada apa dengan sakit yang saya derita itu... saya tanya mbah gugel malah nyamper di disini...
@TS ternyata senasib sama saya...
btw TSnya gimana nih? udah sembuh belum.. skarang girilan saya yg kena.
BalasHapustestis sebelah kiri saya bengkak, ngilu klo tersentuh.. HELP!!